Jumat, 17 Mei 2013

10 Makanan Yang Memiliki Racun Paling Berbahaya dan 7 Makanan Paling Berbahaya di Dunia


10 Makanan Yang Memiliki Racun Paling Berbahaya      
Info ini sungguh mengejutkan. Bayangin aja sejumlah buah dan sayuran, yang biasa kita santap sehari-hari masuk daftar makanan paling beracun. Kentang, tomat, apel, mushroom, percayakah anda kalau makanan itu ternyata mengandung racun?
Lebih mengerikan lagi, ternyata beberapa di antaranya (di list ini ada 10) mengandung sianida. Sebut saja apel, ternyata mengandung sianida !! Ngomong sianida, bikin bulu kuduk merinding. Benarkah?
Persoalannya pada bagian mana sianida itu terkandung, nah, bikin penasaran kan. Selain apel, ada makanan lain yang juga mengandung sianida, malah katanya, dalam konsentrasi lumayan tinggi dan mematikan !!!
Berikut ini penjelasan 10 makanan paling beracun yang kamu sering makan:
1.KENTANG: mulai dikenal di Eropa pada abad ke 16. Biasa dipakai dalam menu diet sebagai pengganti nasi. Tapi tahukah anda kalau kentang ternyata mengandung racun, baik dalam dagingnya maupun pada daun. Jika anda mengupas kentang, kemudian melihat semacam garis tipis berwarna hijau itu mendakan adanya konsentrasi racun glycoalkaloid.
Memang kentang beracun tergolong langka, atau jarang ditemukan. Kentang beracun bisa bisa menyebabkan kematian. Biasanya awalnya akan terasa lemas dan serta linglung, setelah sakit beberapa waktu, korban akan koma. Kasus kematian akibat kentang beracun ini marak 50 tahun lalu di Amerika Serikat. Korban mati setelah mengkonsumsi kentang hijau, atau minum teh dari daun kentang.
2.TOMAT: Hal lain yang menarik tentang tomat, yang mungkin anda jarang dengar adalah tomat ternyata mengandung racun. Ternyata, tanaman tomat mengandung bahan kimia yang disebut “Glycoalkaloid” yang menyebabkan kegugupan ekstrem serta perut mules. Tomat memang dapat digunakan untuk penyedap rasa pada masakan. Namun sebaiknya, dibuang setelah dimasak, agar racun ikut meresap pada makanan.
3.RHUBARB: merupakan tanaman yang kerap dijadikan bahan dasar pembuatan puding. Tanaman yang mudah tumbuh di rumah ini, mengandung racun pada daunnya. Daunnya mengandung asam korosif yang jika dicampur dengan air dan soda, konsentrasinya akan makin tinggi. Tangkainya dapat dimakan (dan sangat lezat) dan akar sudah dipakai selama di atas 5.000 tahun sebagai obat pencahar.
4.APEL: tahukah anda kalau biji apel, ternyata mengandung sianida? Woooww, jangan kaget. Karena kita tahu kalau sianida sangat mematikan. Hanya saja sianida dalam biji apel dalam kadar yang sangat rendah. Tapi betapapun rendahnya, tetap saja yang namanya sianida, berbahaya! Kita kadang memakannya secara tak sengaja. Namun jangan khawatir, anda tidak akan mati jika hanya mengkonsumsi biji dari sebuah apel.
Untuk sakit atau bahkan mati, anda harus banyak memakan biji apel itu. Tidak percaya, coba saja?? Ha..ha..tapi saya sangat tidak menyarankannya! Jika anda makan apel kemudian menemukan adanya ulat, sebaiknya masukkan apel itu ke dalam mangkuk yang berisi air garam, karena air garam akan membunuh ulat.
5.MUSHROOMS: kita semua tentu pernah mendengar tentang jamur payung (mushroom) beracun tetapi banyak orang tidak tahu kalau jamur payung beracun itu adalah yang kita konsumsi sehari-hari. Disebut jamur payung karena bentuknya seperti payung, kerap disebut juga sebagai poisonous mushroom.
Tapi tidak semua jamur payung beracun, karena kalau kita teliti dan bisa memilih, ada juga jamur payung yg bisa kita konsumsi. Ada beberapa panduan untuk memilih jamur payung untuk dikonsumsi; anda harus memilih jamur yg penutupnya datar, jangan yang atapnya jendol atau menyembul, krn itu yg beracun. Tanda lainnya, pilih yg insangnya berwarna merah muda atau hitam. Jangan yang berwarna putih, krn itu jamur beracun. Perhatikan juga, insangnya harus menutup bawah atap tidak pada batang. Tapi ingat ya, ini hanya panduan yg umumnya dipakai untuk menandakan beracun atau tidaknya jamur itu. Dan, tidak selamanya persis seperti itu. Jadi hati-hatilah!
6.CHERRIE: hampir semua orang tahu cherrie. Buah ini memang sangat terkenal, baik untuk dimasak, untuk pemanis kue, atau untuk minuman keras, bahkan di makan mentah. Cherrie satu rumpun dengan plum, aprikot, peache. Tapi tahukah anda bahwa ada bagian dari buah itu yang sangat beracun. Karenanya mereka yang memproduksi cherrie atau memakannya langsung, harus berhati-hati, karena salah-salah, racun bisa ikut tertelan.
Racun pada cherrie terdapat pada biji juga daunnya. Hal ini diketahui betul oleh para pengelola buah cherrie yg langsung membuang biji dan daunnya dan hanya mengambil dagingnya. Nah buat yg langsung mengkonsumsi cherrie mentah, hati-hati, jangan langsung memasukkan buah kecil seperti anggur itu, kedalam mulut anda. Keluarkan dulu bijinya, dan hanya dagingnya yg dimakan. Asal tahu saja, kalau anda telanjur mengunyah seluruhnya (buah termasuk bijinya) akan sangat berbahaya. Bijinya memproduksi racun ganas yakni sianida hidrogen. So, hati-hatilah!
7.ALMONDS: salah satu yang paling bermanfaat dan memiliki bentuk biji yang indah. Tapi almond bukan kacang seperti kebanyakan orang kira. Berbeda dengan yg lain, orang justru mengambil bijinya untuk dikonsumsi bukan dagingnya. Biji almond ini punya rasa yang unik dan enak, baik untuk dimasak dan selama berabad-abad almond (biji) dipakai sebagai bahan dasar pembuatan pastel.
Tapi ada masalah yg harus anda perhatikan, karena almond mengandung sianida. Sebelum dikonsumsi, biji almond harus diproses dalam suhu tertentu untuk menghilangkan rasa pahit juga racun di dalamnya. Ada beberapa negara yang melakukan penjualan almond ilegal, tanpa lewat proses, salah satunya adalah New Zealand.
Penjualan almond mentah atau yang berasa pahit, sangat dilarang dan dinyatakan ilegal. Beberapa negara telah memberlakukan peraturan ini. Salah satunya Amerika Serikat yang melarang penjualan almond mentah. Semua almond harus dipanaskan untuk menghilangkan racun dan bakteri.
8.CASTOR OIL: tanpa kita sadari sejak kecil kita sudah mengkonsumsi castor oil yang sangat beracun. Minyaknya ditambahkan pada gula-gula, coklat dan makanan lain, yang sangat disukai anak-anak, juga orang dewasa. Sampai sekarang hal itu masih dilakukan, tentunya dalam takaran yang sangat terbatas dan diperbolehkan.
Tapi kalau ingin memproduksi sendiri, hati-hatilah, karena ini adalah makanan berbahaya. Racunnya adalah ricin. Karenanya untuk perusahaan yg memproduksi castor oil diberlakukan peraturan ketat dengan tingkat keamanan yang tinggi untuk mencegah kematian tak perlu. Bayangkan saja, satu saja castor oil dikonsumsi manusia akan menyebabkan kematian, sedangkan empat biji bisa membunuh kuda. Racunnya memang sangat berbahaya. Dikabarkan, banyak para pekerja yg mengumpulkan biji castor oil menderita efek sampingan.
9.POHON ELDERBERRY ATAU MURBEI: cukup dikenal masyarakat. Pohonnya sangat menarik karena bunga-bunga kecil berkumpul jadi satu. Bunganya biasanya dipakai untuk membuat sopi manis dan soda. Kadang bunganya dimakan setelah terlebih dahulu dimasak/digoreng. Tapi hati-hati lho, di balik kecantikan fisik, tersembunyi bahaya! Akar dan bagian-bagian pohon murbei sangat beracun dan dapat menyebabkan masalah hebat pada perut anda. Jadi kalau anda ingin mengkonsumsi bunga murbei, cukup bunganya saja, jangan bagian lain.
10.PUFFER FISH ATAU FUGU: masuk jenis ikan-ikanan, di Indonesia makanan ini memang tidak terlalu dikenal di Indonesia, kecuali di restoran Jepang. Negara matahari terbit ini memang pemakan ikan segar terbesar. Namun mengkonsumsi fugu tidak bisa sembarangan karena ikan ini ternyata sangat beracun. Ada beberapa kasus kematian karena mengkonsumsi ikan ini secara salah. Hati ikan ini sangat beracun.
Karenanya di Jepang, tukang masak fugu di restoran harus memiliki lisensi khusus. Mereka harus kursus selama 2-3 tahun untuk bisa memperoleh sertifikat. Untuk bisa lulus, mereka bukan hanya diuji praktek tapi juga mengikuti ujian tertulis untuk mengetahui kemampuannya soal fugu. Setelah itu mendemonstrasikan cara memotong fugu dan mengolahnya. Banyak yang tak lulus karena memang materi ujian sangat berat. Mungkin karena risiko yg ditanggung pun berat, makanya tidak gampang orang memperoleh sertifikat itu.
Hanya daging fugu yang bisa dikonsumsi, selain itu bagian lain memiliki kandungan racun yang tinggi. Karenanya memotong fugu pun harus hati-hati, jangan sampai bagian lain ikut terpotong/pecah sehingga mencemari daging. Di Jepang, fugu adalah satu-satunya makanan resmi yang tak boleh dikonsumsi kaisar dengan alasan keamanan. Kalau mau tau bagaimana orang bersertifikat mendemonstrasikan caranya mengolah fugu anda bisa menyaksikannya di Youtube.
sumber : mypepito.info

7 Makanan Paling Berbahaya di Dunia

1.     Ayam
Ayam menempati urutan pertaman dalam daftar makanan paling berbahaya di dunia. Menurut perhimpunan konsumen dunia 42 persen dari 484 ayam broiler terbukti terkontaminasi Campylobacter jejuni, dan 12 persen dengan enterides Salmonella.

2.     Tiram
Ternyata, tiram mengandung norovirus, yang biasanya ditemukan pada kapal pesiar serta Campylobacter, dan Vibrio vulnificus. Namun tiram aman untuk dikonsumsi jika dimasak dengan benar.
3.    Telur
Telur yang telah tercemar / telur yang rusak depat menyebabkan keracunan. Carilah telur yang baik dan aman untuk dikonsumsi, dan jangan menyimpan telur terlalu lama.
4.    Daging Sapi Giling
Sebuah laporan USDA menunjukkan bahwa dari sejumlah 563 sumber memandang, 53 persen dari daging sapi banyak terinfeksi Clostridium, 30 persen aureus sementara Listeria monocytogenes ditemukan di 12 persen dari sampel.
5.    Daging Kalkun
Daging kalkun ditemukan banyak mengandung bakteri salmonella. Oleh karena itu, saat berbelanja daging klakun, carilah kalkun organik dan masaklah pada suhu tinggi agar lebih aman.
6.    Buah Apel dengan Pestisida
Apel disemprot dengan pestisida sehingga terbebas dari hama penyakit. Ini menguntungkan dari segi petani, namun konsumen sangat dirugikan karena toksisitas pestisida Buah Apel sangat tinggi. Cara paling aman jika membeli buah apel adalah dengan mencuci buah apel dan menggosok seluruh permukaan kulit luar setelah itu dikupas.
7.    Selada dan Sayur Sejenisnya
Ini hampir sama seperti buah apel yang sangat banyak dalam penggunaan pestisida, tidak selamanya sayuran yang hijau dan segar itu bebas dari racun. Cara paling aman adalah mencuci dengan benar, dan tidak terburu-buru.


Rabu, 27 Maret 2013

KADAR ABU

ANALISA HASIL PERTANIAN
KADAR ABU TOTAL

A.TUJUAN
       Mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan terampil menganalisis kadar abu bahan hasil perkebunan dengan metode thermografimetri.

B.DASAR TEORI
        Abu adalah zat organic sisa hasil pembakaran suatu bahan organic. Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macan bahan dan cara pengabuanya. Beberapa contoh kadar air abu dalam beberapa contoh kadar abu dalam beberapa bahan dapat di lihat pada table brikut ini:
Kadar abu ada hubunganya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang terdapat dalam suatu bahan terdapat dalam suatu bahan dapat merupakan dua macam garam yaitu garam organic dan garam anorganik. Yang termasuk dalam garam organic misalnya garam-garam asam mallat, oksalat, asetat, pektat. Sedngkan garam anorganik antara lain dalam bentuk garam fosfat, karbonat, klorida, sulfat, nitrat. Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral berbentuk sebagai senyawaan komplek yang bersifat organis. Apabila akan ditentukan jumlah mineralnya dalambentuk aslinya sangatlah sulit,oleh karena itu biasanya dilakukan dengan menentukan sisa-sisa pembakaran garam mineral tersebut,yang dikenal dengan pengabuan.(sudarmadji.2003).
Penentuan kadar abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan sebagai berikut:
  1. Untuk menentukan baik tidaknya suatu proses penggolahan
  2. Untuk mengetahui jenis bahan yang digunakan
  3. Untuk memperkirakann kandungan buah yang digunakan untuk membuat jelly. Kandungan abu juga dapat dipakai untuk menentukan atau membedakan fruit uinegar (asli) atau sintesis
  4. Sebagai parameter nilai bahan pada makanan. Adanya kandungan abu yang tidak larut dalam asam yang cukup tinggi menunjukkan adanya pasir atau kotoran lain.( Irawati.2008 ).
     Penentuan kadar abu adalah mengoksidasikan senyawa organik pada suhu yang tinggi,yaitu sekitar 500-600°C dan melakukan penimbangan zat yang tinggal setelah proses pembakaran tersebut. Lama pengabuan tiap bahan berbeda–beda dan berkisar antara 2-8 jam. Pengabuan dilakukan pada alat pengabuan yaitu tanur yang dapat diatur suhunya. Pengabuan diangap selesai apa bila diperoleh sisa pembakaran yang umumnya bewarna putih abu-abu dan beratnya konstan dengan selang waktu 30 menit. Penimbangan terhadap bahan dilakukan dalam keadan dingin,untuk itu krus yang berisi abu diambil dari dalam tanur harus lebih dahulu dimasukan ke dalam oven bersuhu 105°C agar suhunya turun menyesuaikan degan suhu didalam oven,barulah dimasukkan kedalam desikator sampai dingin,barulah abunya dapat ditimbang hingga hasil timbangannya konstan.( Anonim.2010 ).
Sebagian besar bahan makanan, yaitu sekitar 96% terdiri dari bahan organik dan air. Sisanya terdiri dari unsur-unsur mineral. (Winarno, 1992)

Abu merupakan residu anorganik yang didapat dengan cara mengabukan komponen-komponen organik dalam bahan pangan. Jumlah dan komposisi abu dalam mineral tergantung pada jenis bahan pangan serta metode analisis yang digunakan. Abu dan mineral dalam bahan pangan umumnya berasal dari bahan pangan itu sendiri (indigenous). Tetapi ada beberapa mineral yang ditambahkan ke dalam bahan pangan, secara disengaja maupun tidak disengaja. Abu dalam bahan pangan dibedakan menjadi abu total, abu terlarut dan abu tak larut. (Puspitasari, et.al, 1991)
 Analisis gravimetrik merupakan bagian analisis kuantitatif untuk menentukan jumlah zat berdasarkan pada penimbangan dari hasil reaksi setelah bahan/analit yang dihasilkan diperlakukan terhadap pereaksi tertentu. (Widodo, 2010)

Kadar abu suatu bahan ditetapkan pula secara gravimetri. Penentuan kadar abu merupakan cara pendugaan kandungan mineral bahan pangan secara kasar. Bobot abu yang diperoleh sebagai perbedaan bobot cawan berisi abu dan cawan kosong.  Apabila suatu sampel di dalam cawan abu porselen dipanaskan pada suhu tinggi sekitar 650°C akan menjadi abu berwarna putih. Ternyata di dalam abu tersebut dijumpai garam-garam atau oksida-oksida dari K, P, Na, Mg, Ca, Fe, Mn, dan Cu, disamping itu terdapat dalam kadar yang sangat kecil seperti Al, Ba, Sr, Pb, Li, Ag, Ti, As, dan lain-lain. Besarnya kadar abu dalam daging ikan umumnya berkisar antara 1 hingga 1,5 %. (Yunizal, et.al, 1998)

Kadar abu/mineral merupakan bagian berat mineral dari bahan yang didasarkan atas berat keringnya. Abu yaitu zat organik yang tidak menguap, sisa dari proses pembakaran atau hasil oksidasi. Penentuan kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan.


Mineral yang terdapat dalam pangan terdiri dari 2 jenis garam, yaitu
1. Garam-garam organik, misalnya garam dari as. malat, oxalate, asetat, pektat dan lain-lain

2. Garam-garam anorganik, misalnya phospat, carbonat, chloride, sulfat nitrat dan logam alkali. (Anonim, 2011)


Selain kedua garam tersebut, kadang-kadang mineral dapat terbentuk sebagai senyawa yang kompleks yang bersifat organis. Apabila akan ditentukan jumlah mineralnya dalam bentuk aslinya adalah sangat sulit.

Menurut Winarno (1991), kadar abu yang yang terukur merupakan bahan-bahan anorganik yang tidak terbakar dalam proses pengabuan, sedangkan bahan-bahan organik terbakar.

Untuk menentukan kandungan mineral pada bahan makanan, bahan harus dihancurkan/didestruksi terlebih dahulu. Cara yang biasa dilakukan yaitu pengabuan kering (dry ashing) atau pengabuan langsung dan pengabuan basah (wet digestion). Pemilihan cara tersebut tergantung pada sifat zat organik dalam bahan, sifat zat anorganik yang ada di dalam bahan, mineral yang akan dianalisa serta sensitivitas cara yang digunakan. (Apriyantono, et.al, 1989).

Prinsip dari pengabuan cara langsung yaitu dengan mengoksidasi semua zat organik pada suhu tinggi, yaitu sekitar 500 – 600 oC dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran tersebut. (Sudarmadji, 1996)
Pengabuan dilakukan melalui 2 tahap yaitu :
a.       Pemanasan pada suhu 300oC yang dilakukan dengan maksud untuk dapat melindungi kandungan bahan yang bersifat volatil dan bahan berlemak hingga kandungan asam hilang. Pemanasan dilakukan sampai asap habis.
b.      Pemanasan pada suhu 800oC yang dilakukan agar perubahan suhu pada bahan maupun porselin tidak secara tiba-tiba agar tidak memecahkan krus yang mudah pecah pada perubahan suhu yang tiba-tiba. 

Pengabuan kering dapat diterapkan pada hampir semua analisa mineral, kecuali mercuri dan arsen. Pengabuan kering dapat dilakukan untuk menganalisa kandungan Ca, P, dan Fe akan tetapi kehilangan K dapat terjadi apabila suhu yang digunakan terlalu tinggi. Penggunaan suhu yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan beberapa mineral menjadi tidak larut.

Beberapa kelemahan maupun kelebihan yang terdapat pada pengabuan dengan cara lansung. Beberapa kelebihan dari cara langsung, antara lain : 
a.       Digunakan untuk penentuan kadar abu total bahan makanan dan bahan hasil pertanian, serta digunakan untuk sample yang relatif banyak,
b.      Digunakan untuk menganalisa abu yang larut dan tidak larut dalam air, serta abu yang tidak larut dalam asam, dan 
c.       Tanpa menggunakan regensia sehingga biaya lebih murah dan tidak menimbulkan resiko akibat penggunaan reagen yang berbahaya.

Sedangkan kelemahan dari cara langsung, antara lain :
a.       Membutuhkan waktu yang lebih lama,
b.      Tanpa penambahan regensia, 
c.       Memerlukan suhu yang relatif tinggi, dan
d.      Adanya kemungkinan kehilangan air karena pemakaian suhu tinggi (Apriantono, 1989)

Prinsip dari pengabuan cara tidak langsung yaitu memberikan reagen kimia tertentu kedalam bahan sebelum dilakukan pengabuan. Senyawa yang biasa ditambahkan adalah gliserol alkohol ataupun pasir bebas anorganik selanjutnya dilakukan pemanasan pada suhu tinggi. Pemanasan mengakibatkan gliserol alkohol membentuk kerak sehingga menyebabkan terjadinya porositas bahan menjadi besar dan dapat mempercepat oksidasi. Sedangkan pada pemanasan untuk pasir bebas dapat membuat permukaan yang bersinggungan dengan oksigen semakin luas dan memperbesar porositas, sehingga mempercepat proses pengabuan. (Sudarmadji, 1996)

Beberapa kelebihan dan kelemahan yang terdapat pada pengabuan cara tidak langsung. Kelebihan dari cara tidak langsung, meliputi :
a. Waktu yang diperlukan relatif singkat,
b. Suhu yang digunakan relatif rendah,
c. Resiko kehilangan air akibat suhu yang digunakan relatif rendah, 
d. Dengan penambahan gliserol alkohol dapat mempercepat pengabuan, dan
e. Penetuan kadar abu lebih baik. 

Sedangkan kelemahan yang terdapat pada cara tidak langsung, meliputi :
a. Hanya dapat digunakan untuk trace elemen dan logam beracun,
b. Memerlukan regensia yang kadangkala berbahaya, dan 
c. Memerlukan koreksi terhadap regensia yang digunakan. (Apriantono, 1989)

Penentuan kadar abu total dapat digunakan untuk berbagai tujuan, yaitu:
1. Menentukan baik tidaknya suatu pengolahan
Dalam penggilingan gandum, misalnya apabila masih banyak katul atau lembaga yang terikut maka tepung gandum tersebut akan memiliki kadar abu yang tinggi.

2. Mengetahui jenis bahan yang digunakan
Penentuan kadar abu dapat digunakan untuk memperkirakan kandungan buah yang digunakan dalam marmalade atau jelly. Kandungan abu juga dapat dipakai untuk menentukan atau membedakan fruit vinegar (asli) atau sintesis.

3. Penentuan parameter nilai gizi pada bahan makanan


Rumusan dari penentuan kadar abu sebagai berikut:
Keterangan:
A adalah berat cawan kosong dinyatakan dalam g
B adalah berat cawan + contoh awal, dinyatakan dalam g
C adalah berat cawan + abu, dinyatakan dalam g.

C.BAHAN DAN ALAT
   1.Bahan                                      2.Alat
      a) Biji lada                                  a) Muffle furnace
      b) Pala                                       b) Hot plate
      c) Cengkeh                                c) Krus proselin
      d) Pk                                          d) Desikator
      e) Oven


D.METODE KERJA
    a) Persiapan awal
  1. Ditimbang bahan contoh yang telah dihaluskan sebanyak 1-2 gr dalam kurs porslein yang telah diketahui beratnya.
  2. Dipanaskan bahan tersebut diatas hot olate (dalam ruang asam) untuk meminimalkan asap/jelaga hitam yang muncul pada saat proses pengabuan.
  3. Dimasukan bahan kedalam furnance (tanur) sesuai dengan prosedur kerja penoperasian alat.
    b) Petunjuk penggunaan furnance (Thermolyne FB.1410M.26)
  1. Dihubungkan kabel power kesumber litrik.
  2. Ditekan tombol power ke posisi ON, maka tampilan digital yang menyatakan temperature akan menyala.
  3. Diatur suhu pengabuan (550’C) dengan cara menekan tombol “Push To Set Temperature” dan secara bersamaan putar tombol “Temperature” hingga tercapai tempertaur yang ditentukan.
  4. Dilepaskan tekanan pada tombol “Push To Set Temperature”.
  5. Dimasukan bahan kedalam furnance dengan lama proses pengabuan 3 jam.
  6. Setelah lama proses pengabuan tercpai, diatur suhu furnance menjadi 150’C.
  7. Ditunggu hingga suhu mencpai 150’C, selanjutnya dimasukan bahan kedlam desikator dan ditimbang.
  8. Dihitung kadar abu total bahan (%) berdasarkan berat kering bahan.

E.HASIL PENGAMATAN
   No Sampel Berat krus (g) Berat bahan (g) Berat kering (g) Berat abu (g) Kadar air (%)
   1. Lada         20,79 0,5 0,4589 0,0016 0,34
   2. Pala          20,08 0,5 0,4559 0,0096 2,11
   3. Cengkeh   14,66 0,5 0,3958 0,0336 8,49
   4. Pk             21,93 0,5 0,4292 0,026 6,06

   PERHITUNGAN
   Berat kering = 100 x berat sampel / 100 + kadar air (db)
                      = 100 x 0,5 / 100 + 26,64
                      = 50,12 / 126,64  = 0,3958
   Kadar abu = berat abu / berat kering x 100%
                    = 0,0336 / 0,3958 x 100%
                    = 8,48 %

F. PEMBAHASAN
        Pada praktikum kali ini,proses pengabuan dilakukan dengan menggunakan Muffle Furnace (tanur) yang memijarkan sampel pada suhu mencapai 550°C penggunaan tanur karena suhunya dapat diatur sesuai dengan suhu yang telah ditentukan untuk proses pengabuan. Sampel yang telah halus ditimbang 1-2 gram,sebelum dimasukkan kedalam tanur terlebih dahulu sampel dipanaskan diatas hot plate tujuannya agar dapat meminimalkan asap atau jelaga yang muncul pada saat pengabuan. Untuk kali ini analisis kadar abu total menggunakan bahan atau sampel sebagai berikut : lada,pala,,cengkeh,dan pk. Setelah tercapai pengabuan yang dapat ditunjukkan pada warna yang dihasilkan sampel setelah diarangkan,pada pengabuan sampel telah menjadi abu berwarna putih abu-abu. Berat abu yang didapat pada sampel cengkeh yakni seberat 0,0336 (g), jauh sekali penurunan berat yang terjadi karena berat sampel awal 0,5 gram,berarti selama proses pemanasan awal sampai pada proses pengabuan telah terjadi penguapan air dan zat-zat yang terdapat pada sampel,sehingga yang tersisa hanyalah sisa dari hasil pembakaran yang sempurna yakni abu.
      Pada sampel cengkeh didapat kadar abu terbesar dibandingkan sampel yang lain yakni sebesar 8,49% yang dihitung berdasarkan berat kering,besarnya kadar abu yang didapat dalam praktikum kali ini, mungkin disebabkan oleh suhu ruang ataupun adanya ppasir dan kotoran yang terdapat dalam sampel. Untuk itu dilakukan pengujian kadar abu totol yang memiliki berbagai macam tujuan yakni : menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan,mengetahui jenis bahan yang digunakan juga sebagai parameter nilai bahan makanan dan mengetahui adanya abu yang tidak larut dalamasam yang cukup tinggii menunjukkan adanya pasir atau kotoran lain yang terdapat dalam suatu bahan.

G. KESIMPULAN
     Setelah melakukan praktikum analisis kadar abu dapat disimpulkan bahwa :
  1. Abu adalah zat orgganik dari sisa hhasil pembakaran suatu bahan organic
  2. Proses untuk menentukan jumlah mineral sisa pembakaran disebut pengabuan
  3. Proses pengabuan dapat dilakukan dengan menggunakan tanur yang memijarkan sampel pada suhu mencapai 500-600°C

DAFTAR PUSTAKA

         Anonim.2010.LAPORAN PENENTUAN KADAR ABU.http://scribd.com. Diakses 31 oktober 2010
         Irawati.2008.MODUL PENGUJIAN MUTU 1.Diploma IV PDPPTK VEDCA.Cianjur
         Sudarmadji.dkk.2003.Prosedur Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian.Liberti.Yogyakarta.